BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Watashi wa~

Foto saya
sendai, neverland, Japan
Hmm... I'm a girl....I love bishounen for sure... and japanese thing... lil bit pervert... yahh... Thatz me... add my fb or twitter if you want to know me better

lyric lyric xD

Selasa, 28 Juli 2009

fanfic mo kelaarrrr XD XD dan c Mpon sudah kembaLi!!! Yay!!!

Kekekekekeke *ketawa jahat*

ff saia dah mo kelar nyooo

paling tinggal 2 chapter lagiiii XD

I'm SOOOO NYAPPY I can finish this fic...

Mana ini juja fanfic yang vee buat pake HATI yang TERDALAM *kek na pernah denger deccchh~*

Wkwkwkwkwkwk

btw, c mpon tea udah aktip FB nyooo

kirain kemaren dirinyah selaen wall-to-wall ma vee juja wall-to-wall ama MAKHLUK-HALUS-NYEBELIN ntu,

TERNYATA...

c Mpon wall-to-wall cm ama saia nyoo = =

wew~

kekekekekekekeke *ketawa setan puas*

I'm soo nyappy~ <3

Sabtu, 25 Juli 2009

Fanfic The gazette – Alice Nine, Let Me Shine On You part 7


Tittle : Let Me Shine On You

Genre : Sweet-romantic, Emotion

Warning : PG - 15( This time nee.. I sugest, below 15th SHOULD NOT READ THIS FIC), Yaoi, Bored and Broken-heart Author, Basic at true character and story *with a LOT of change ^ ^*.
Pair : Ruki x Reita (one side), Tora x Reita (blur), Tora x Hiroto (lovers)

A/N : Cemburu adalah perasaan manusia yang paling manusiawi dan yang paling menyakitkan.*pengalaman pribadi :p*

Mood : Hmmmm... he text me again.... damn....
Disclaimer : I’m own them nothing nee….*I just borrow their name nyooo ^ ^*

Calm Envy

kotoba yori mo fukaku aishitte kure nara
me no mae ne iru anata dake wo shinjite ikeru
fui ni miseta kako ni fureru tabi ni moroku
uzumetsukusenai kuuhaku ni namida ukabe
If you could love me deeper than just those words
I could believe only you standing before me.
In the suddenly showing past, the times we would touch,
Could not fill the fragile emptiness, floating on those tears.

Tora sudah berada di depan sebuah pintu. Pintu kayu berwarna hitam yang telah lama sekali tidak di ketuk olehnya. Perlahan dia mengangkat tangannya, namun dia turunkan lagi tangannya. Dia ragu akan apa yang akan dilakukannya.
‘Benarkah apa yang kulakukan ini?’ Dia bertanya pada hati kecilnya. ‘Tidak… Ini salah… Semalam aku menciumnya hanya karena aku sedikit mabuk… Iya.. Pasti begitu…. ’
Akhirnya Tora mengurungkan niatnya. Dia membalik badannya dan pergi menjauh dari pintu itu. Namun ternyata dari arah berlawanan tampak sesosok laki – laki pemilik apartemen itu muncul. Skat mat. Sekarang tidak mungkin lagi bagi Tora untuk pergi tanpa bertemu dengannya.
“Tora…” Reita sedikit kaget melihat Tora di depan pintu apartemennya.
“Hi..” Tora merasa canggung saat mengatakannya, tanpa alasan yang jelas dia merasa malu.
“Errrr… Aku baru saja pulang cari makan… Errr…. Kau kesini mau apa?”
“Aku…errr…” Tora memutar matanya sebentar. Sebenarnya dia sendiri pun tidak tau kenapa tadi dia mengemudikan mobilnya ke apartemen Reita.
“ Well… Kau sudah di sini.. Ayo masuk.” Reita membuka pintu apatemennya dan masuk ke dalam, Tora mengikuti di belakangnya.
“Maaf, apartemenku berantakan.” Reita berkata sambil melepas sepatunya dan mantelnya
“Ah, apartemenku sama berantakannya kok.” Tora melepas mantelnya dan secara refleks memberikannya pada Reita.
Reita dengan canggung menerima mantel Tora dan menggantungkannya di hanger. Sudah lama dia tidak menggantungkan mantel orang. Biasanya Rukilah yang menggantungkan mantelnya.
Dalam diam dan suasana yang canggung Reita dan Tora berjalan menuju sofa putih di ruang utama.
“ Kau beli sofa baru ya?”
“Iya.”
“Oh… Banyak yang berubah disini…” Tora memandang apartemen Reita dengan seksama.
“Yaahh…. Kau mau minum apa?”
“Hmm? Coke ada ‘kan? “
“Sebentar..” Reita pergi mengambil coke di dapurnya. Sedangkan Tora duduk di sofa Reita.
Tak berapa lama Reita datang membawa dua buah coke dan dua bungkus pocky coklat.
“Ini.” Reita memberikannya pada Tora. Lalu dia duduk di dekat Tora. Tidak terlalu dekat, tampak dia sedikit mengambil jarak.
“Sankyuu.” Tora membuka coke dan meminumnya.
“It’s been a while since last time you came here.”
“Yeah ~ and things change.”
“Aku rasa sebenarnya tidak juga… Aku tidak.”
“Hmmm? Kurasa kau berubah. Sedikit sih…”
“Kau sendiri? Kurasa kau sekarang lebih…lembut…”
Tora terkekeh mendengar perkataan Reita.
“Lembut darimana?”
“Entahlah… Dari tatapanmu aku rasa kau sekarang sedikit melembut…”
“Benarkah?” Mata Tora memandang wajah Reita yang terlihat agak merah.
“Kau memang melembut…”
“Reita…” Tora mendekatkan tubuhnya ke arah Reita. Namun tiba – tiba dia menghentikan gerakannya dan kembali duduk. ‘STOP!!! Tidak lagi Tora… Tidak lagi!!’
“Aku… maaf… Reita, maafkan aku….” Tora menundukkan wajahnya dan menyatukan kedua tangannya. Dia dapat merasakan tangannya yang sekarang terasa dingin dan berkeringat.
Reita sedikit menyerengai, “Untuk apa Tora?”
“Karena aku bodoh.”
“Lalu? Kurasa kita berdua bodoh. Karena,sebenarnya sejak awal aku tau kita tidak akan bisa bersama.”
“Kenapa kau kemarin mengangguk?”
“Karena aku bodoh. Mungkin ada yang salah dengan otakku.”
“Mungkin…”
Reita mendekat pada Tora. Dia mengambil dan menggenggam tangan Tora.
“Tanganmu dingin Tor…”
“Hangatkanlah…”
Reita meletakkan tangan Reita di pipinya.
“Bagaimana?”
“Pipimu selalu hangat seperti mentari…” dan Tora tau, sekarang Ia tidak bisa melawan keinginannya untuk kembali menyentuh Reita.
***
Ruki mengeryitkankan hidungnya saat dia memasuki ruang utama Reita.
“Yieks~ There is smell of sex here…”
“Itu kau Ruki?” Teriak Reita dari kamar mandi.
“Iya!! Kau tadi bawa bitch kesini??”
“Apa??? Aku tidak dengar.”
“KAU TADI BAWA BITCH KESINI???”
Reita yang baru selesai mandi keluar dari kamar mandi dengan kimono mandinya. Dia mendatangi Ruki untuk mengklarifikasi pertanyaan Ruki.
“Kau tadi bilang bitch?”
“Yep. I can smelling smell of sex here. Yieks~ I want to puke.”
“*sniff sniff* Engga bau apa – apa.”
“Your nose is less sensitive.. Mine is very sensitive about this smell.”
“ *blush* You wrong…”
“Ampun deh Rei… Aku tu tinggal bareng Aoi selama 1 tahun… Setiap hari bau ini yang cium…”
“Errr…. Aku mau ganti baju dulu.” Reita berbalik meninggalkan Ruki.
“Aku semprot pake BayFresh rokokku yah?? Baunya nggak enak banget!!!” Ruki mengeluarkan botol pewangi kecil dari tas pinggangnya.
“Terserah.”
Beberapa saat kemudian Reita selesai ganti baju.
“Tumben kamu bawa bitch.” Kata Ruki ringan sambil merokok seperti biasa.
“He’s not bitch and we don’t have sex. Well… Almost… But not.”
“Oh Gosh…. Bener ‘kan apa yang kubilang kemaren.. Hari pertama dicipok, dan hari kedua… Ini pasti si Tora ka ?”
“Ano….” Reita tidak bisa membantahnya.
“Apanya yang tipe orang engga bernafsu tinggi. Cih!!” Ruki membuang mukanya. Dia merasa sedikit jijik dengan Reita.
“Kok kamu jadi marah?”
“Oh? Marah kah Aku?” Ruki meninggikan suaranya. He doesn’t know why, But he’d feel better if Reita making up with bitch than almost-making-up with Tora.
“Come on Ruki… Aku hafal sifatmu.”
“You don’t know everything about me. Udah ah! Aku cabut.” Ruki mematikan rokoknya dan melangkah pergi dari apartemen Reita.
***
Ruki marah. Dia tau itu. Perasaannya benar – benar tidak karuan. Marah, jijik, benci, cemburu, iri semua bercampur di dadanya. Dia merasa ada monster di hatinya yang sekarang berteriak keras. Tangan gemetar dan tenggorokannya tercekat. Tanpa sadar dia menghentikan langkahnya, lalu Ia bersandar pada dinding disampingnya.
“Kenapa kau bersamanya?”
Tubuh Ruki gemetar semakin hebat. Akhirnya dia pun menetaskan air matanya. Berulang kali dia menghapusnya, namun air matanya tidak berhenti menetas. Akhirnya dia menyerah dan membiarkan air matanya terus mengalir.
“Ruki?? Kau kenapa?” Suara Reita mengagetkan Ruki.
Ruki hanya diam. Di pikirannya tak terlintas satu kata pun untuk menjawab pertanyaan Reita.
“Ruki?? Kau sakit. Kenapa kau tidak menjawab?”
“Sh…Shut up!!!” Ruki berteriak keras ke arah Reita. Saat berteriak wajahnya sedikit terangkat terlihat jelas kalau dia sedang menangis.
“Ka…kau… menangis??” Reita terkejut melihat kilauan air mata di pipi Ruki. Karena setahunya Ruki bukanlah orang yang mudah menangis.
“I SAID, SHUT UP!! GOD DAMN!!! LEAVE ME ALONE!!” Walau tubuhnya masih gemetar namun Ruki memaksakan kakinya untuk berdiri dan melangkah pergi.
“Hey!! Ruki!! Kamu kenapa? “
Reita mengikuti Ruki dari belakang. Awalnya Ruki berusaha mengacuhkannnya. Tapi Reita masih mengikutinya hingga tempat parkir. Ruki pun kehilangan kesabaran dan berpaling pada Reita.
“Kau ngerti orang ngomong nggak sih?”
“Aku ngerti kamu ngomong apa. Tapi aku nggak ngerti kenapa kamu tiba – tiba marah dan menangis seperti itu!” Nada Reita sekarang sama tingginya dengan Ruki.
Ruki merasakan kemarahannya sudah mencapai puncaknya. Monster di dadanya sekarang meminta pelampiasan kemarahannya.
-SLAP-
Tangan Ruki mendarat di pipi Reita. Dia memukul pipi Reita dengan segenap amarah yang ia punyai.
“Ku harap kau mengerti sekarang.”
Sekali lagi Ruki pergi menjauh dari Reita. Tidak ada penyesalan dalam dirinya karena telah memukul orang yang amat disayanginya. Karena dia berpikir sakit tamparannya tidak ada bandingannya dengan sakit yang sekarang Ia rasakan.
Sedangkan Reita hanya mematung di tempat dimana Ruki menamparnya.
‘Sakit…’ Batin Reita saat merasakan sesuatu yang asin di ujung bibirnya yang robek.
‘Crap. Kenapa dia memukulku sih?’ Reita masih mencari jawabannya, namun dalam hati dia telah tau apa itu. Cemburu…
***
“Hey~ kenapa kau mendiamkan aku?” Tora bertanya pada Reita yang dari tadi sibuk memencet – mencet keypad ketainya.
“Shut up. Aku lagi konsentrasi… Crap! Aku tadi mau ngetik apa ya?”
“Cih! Susah –susah aku escape dari Pon untuk ke café bersamamu dan sekarang bahkan kau tidak mempedulikan aku.” Tora memutar minumannya untuk kesekian kalinya.
“Sudah kubilangkan tadi, I’m not in mood. Kau yang memaksaku.”
“Kau ini… Ku pikir kau akan jadi sedikit romantis setelah kejadian kemarin, ternyata sama saja.”
Reita hanya diam. Konsentrasi tetap tertuju pada layar ketainya.
“Fiuh~ I give up.” Kata Reita setelah sekian lama dia menunggu ketainya untuk berdering.
“Maksudmu?”
“Si Ruki marah. Udah aku sms jutaan kali tapi tidak ada balasan.”
“Ya Tuhan… Masa’ selingkuhanku selingkuh sih?” Ucap Tora menyindir Reita.
“ Tora, aku benci kalau kau menyebutku selingkuhanmu. Kau tau aku tidak serendah itu. Dan kau juga tau ‘kan kalau aku tidak akan selingkuh darimu?”
“Aku tau~ Kau kan cowo-paling-setia di muka bumi ini~” Tora dengan gemas mencubit pipi Reita.
Reita memerah karena cubitan kecil Tora.
“Malam ini ke rumahku yuk?”
“Tidak bisa, Aku nanti malam mau ke rumah Ruki. Bisa gawat kalau dia terus – terusan marah.”
“Ruki lagi…”
“Don’t be jealous… Dia itu temanku yang paling berharga, aku menyayanginya hampir sama seperti aku mencintaimu tau.”
“Oh… Aku temani?”
“Sankyuu, tapi tampaknya dia agak sensitif sama kamu. Lagian kalau kamu terus bersamaku Pon mau kau taruh mana?”
“Oh iya, anak itu… Hehehehe… Katanya dia mau bikin kue buat..”
“STOP!!! *sight* Jangan cerita soal dia. Jujur saja, perasaanku terluka kalau kau cerita soal dia.”
“Ah… Maaf.. Kebiasaan lama… Dulu ‘kan aku cerita semuanya ke kamu…”
“Old time is old time… Sekarang, kita ya kita.”
“Sekarang giliran kamu yang cemburu… Baiklah babe..”
“Dan jangan gunakan sebutan yang sama seperti yang kau pakai untuk’nya’ ”
“Kalau begitu gimana kalau ‘cinta’?? Kurasa itu lebih dari ‘babe’ ”
“Itu juga boleh.”
“Cinta~” Tora tersenyum ceria, perlahan dia menyentuh dan menggenggam tangan Reita.
“*blush* Stop touching me…”
“Tidak suka?”
“Perasaanku jadi engga' jelas kalau kau menyentuhku.”
“Kalau begitu, aku akan lebih sering menyentuhmu ^ ^.”
“Jahat…” Reita pouting his lip, and now Tora kissing his hand.

***

Minna-saannn >__<


Report!!!!!

1. C mpon hunny nyebelin nee~ :( masa' kata ne : jangan bilang temen2 klo aku suka sms T___T anjrit!!! maksud na apa coba???

2. Weeeee kenyang matematika dah!!! 6 jam perminggu!!!!

3. KIMIA na gurunya nyebeeeliinnnn~ XP masa' remidi na cuma sekaliiii??? *WTF??*

4. Kaek saia kebanyakan baca fanfic... hmm.... jadi kepikiran cerita ff orang klo lagi pelajaran di sekula XD XD XD

5. SODARA2 MP4 SAIA TERCINTAAAAA RUSAK!!!!! BENCANAAAAAAAA!!!!! KARENA DAPAT DIINFORMASIKAN SAIA KAGAK PUNYA FLASH DISK!!!!*orang planet mana c gw?? hari gini blom puna flash!!!* tidaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkk!!!! DAMN!!!! huuuuuhhh!!!! mana c papih cakeb blom gajian lagee!!!! SHIT!!!!

Uhhhhh!!! pokok na minggu2 inih saia belom nyappy lah XP XP

Rabu, 22 Juli 2009

Fanfic The gazette – Alice Nine, Let Me Shine On You part 6

Tittle : Let Me Shine On You
Genre : Sweet-romantic
Warning : +16 *what kind of rate is this??*, Yaoi, Bored and Broken-heart Author, Basic at true character and story *with a LOT of change ^ ^*.
Pair : Ruki x Reita (one side), Tora x Reita (blur), Tora x Hiroto (lovers)
A/N : Love always makes great pain in the heart….
Mood : Pon pon pon...Hmmm......I think I will NEVER understand you....



-Raison D'etre-

dokomade aruitemo owari ga mienai
kako no kioku wo michizure ni
kono mi wa nani iro ni somariyuku no darou
kotae wo sagashiteiru
No matter how far I walk, I cannot see the end
Dragging along memories of the past
I wonder what color this body will be tainted by
I search for that answer

Sepulang dari Mad Black Macine. Reita naik ke mobil Ruki, karena banyaknya kadar alcohol dalam tubuhnya, dia tidak mau mengambil resiko dengan mengendarai mobilnya sendiri .
“Aku bodoh Ruk…” Reita memandangi suasana kota Tokyo yang tidak pernah mati dari jendela mobil Ruki.
“Baru tau?” Ruki berusaha menjawabnya sesantai mungkin walau dia tau maksud dari perkataan Reita.
“Harga diriku ‘kan tidak serendah itu… Masa’ aku mau dijadikan…Err apa ya?”
“Selingkuhan?”
“Jelek amat istilahnya, kerenan dikit dong..”
“Mistress??”
“Kalo itu sih buat tante – tante!!”
“Kekasih gelap?”
“Errrrrr……” Wajah Reita sedikit memanas mendengar kata kekasih.
“*Sigh* Reita…. Dulu waktu aku bilang ‘selesaikan’ maksudnya, pastikan apa statusmu, bukan jadi pacar-kedua seperti ini bodoh!!”
“Habis Tora….”
“Tora itu ternyata sama bodohnya denganmu. Kalau benar dia mencintaimu, suruh dia mutusin Hiroto, baru kalian jadian!! Bodoh.”
Reita tidak bisa membantah perkataan Ruki. Karena dia tau Ruki benar. Kalau benar Tora benar – benar mencintainya harusnya dia menjadi satu – satunya kekasih hati Tora.
“Katanya, Dia tidak bisa memilih.”
“Harus milih dong! Dia pikir kau dan Hiroto itu apa?”
“Entahlah… Aku tidak bisa berpikir jernih kalau dia sudah menyentuhku…”
“Dan, kalau sampai Hiroto tau, bisa kubayangkan apa yang terjadi. Hiroto itu tipe orang yang emosinal. Keliatan dari luar.”
“Iya aku tau, orang baru curiga aja udah nangis – nangis, gimana kalo ketauan Tora udah nyium aku?”
-cittt- Mobil Ruki tiba – tiba terhenti.
“WHAT???” Ruki berkata spontan.
“Hey~ Cuma standard kiss kug!!!”
“Yieks… First day jadi selingkuhan udah dicipok!!! Gimana 2nd day dan SETERUSNYA???”
“Well…. It’s not the first time he kiss me ne… Kita pernah deket dulu. Ingat? Lagian dia bukan tipe orang yang bernafsu tinggi! Kau tau ‘kan sampai hari ini Hiroto masih virgin.”
“Waaahhh!!! Itu malah lebih bahaya!!! Berarti dia nahan nafsu dong?”
“Kau pikir Tora itu orang macam apa, Rukiiiii!!!” Reita memberikan teriakan maut di telinga kanan Ruki.
“Wew~ Peaceeee~ Lagi nyetir nih!!”
***
“Tora-kun!!!” Hiroto memeluk pinggang Tora dari belakang dengan sangat ceria. Wajahnya terlihat berseri. Terpancar jelas dia sedang bahagia.
“Ohayou sweety. Kau mau makan apa?” Tora memutar badannya sehingga dia bisa memandang wajah Hiroto yang sedang memeluknya.
Hiroto masih menggunakan piama Tora. Piama warna merah yang kebesaran. Semalam dia menginap di apartemen Tora karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke apartemennya sendiri.
“Aku tidak mau makan… Aku masih pusing… Aku pengen peluk Tora.”
Tora hanya tersenyum mendengar perkataan Hiroto. Karena hal inilah dia begitu menyayangi Hiroto. Dia tau dia tidak akan bisa menyakiti perasaan Hiroto.
“Bagaimana perasaanmu hari ini?”
“Aku senang. Karena Tora ada di dekatku saat aku bangun tidur. Tadi malam kau juga ‘kan yang mengganti bajuku?”
“Iya aku menggantinya. Maaf ya Hiroto, habis sakenya tumpah kemana – kemana, kasihan kamu kalau kamu kubiarkan tidur dengan baju basah.”
“Tidak apa – apa kok~ “
“Lain kali jangan minum banyak – banyak… Kau tau ‘kan kau ini tak kuat minum.”
“Iyaa~ Tora-kun.” Hiroto mempererat pelukannya.
“Hey~ Kau kenapa sih?”
“Aku sayang Tora-kun. Aku tidak mau kehilangan Tora….”
Hati Tora mencelos... ‘Hiroto…’
“I love you too Honey…” Tora mencium kening Hiroto lama, sekarang lebih tidak mungkin baginya untuk menyakiti Hiroto lebih dalam lagi.
“Kau selalu mencium keningku.”
“Kau tidak suka?”
“Aku suka, tapi…. “
“Ada apa?”
“Sejak kita jadian belum pernah sekalipun kamu…” Hiroto ragu, ‘ OMG Tora… masa’ kamu ngga’ ngerti sih?’
“Hmm??”
“Dasar kau ini!!” Hiroto pun menarik T-shirt Tora, sehingga Tora bisa sejajar dengannya, dengan cepat dia mencium bibir Tora.
“Umm!! Apaan sih Pon!!” Tora mendorong mundur tubuh mungil Hiroto. Hiroto yang kaget, terpental hingga Ia kehilangan keseimbangan dan jatuh di lantai.
“Auww~” Hiroto merintih kesakitan. “ Kenapa kamu mendorongku? Aku ini PACARMU TORA!!! Wajarkan kalau aku ingin menciummu?? Memangnya ada yang salah? Auww~ Pantat dan tanganku sakit !!!”
“Ma..maaf Pon, kau tidak apa – apa? Aku tadi kaget tiba – tiba kau menarikku seperti itu.” Tora mendekati Hiroto dan mengulurkan tangannya untuk membantu Hiroto berdiri.
Hiroto menepis tangan Tora.
“Aku nggak ngerti sama reaksi kamu.” Lalu dia berdiri dan berjalan cepat menuju kamar Tora dan menguncinya dari dalam.
“Hiroto… Hunny jangan marah dong…” Tora berbicara di depan pintu kamarnya.
Hiroto hanya diam. Di dalam dia mengganti piama Tora dengan bajunya sendiri. Walau baju itu masih basah dan belum dicuci.
‘Salahku dimana? Sampai seeenaknya dia mendorongku seperti itu! Memangnya dia mau aku perkosa? Please deh!! Aku cuma ingin menciumnya!! Itu juga bukan French kiss!! Memangnya dia seumur hidup belum pernah kissing?’
Dari luar masih terdengar suara Tora membujuk Hiroto.
“Pon…”
“Minggir!!! Pintunya mau aku buka!! Kau mau pintu ini membuat memar di dahimu yang lebar itu??” Hiroto berteriak pada Tora.
Tora pun menyingkir dari pintu kamar. Lalu sesaat kemudian Hiroto sudah keluar.
“Aku mau pulang. Jangan cegah aku! “
“Kamu mau naik taksi dengan baju seperti itu?”
“SUKA – SUKA AKU!!!” Sekali lagi Hiroto berteriak pada Tora lalu berpaling dari hadapan Tora dan berjalan lurus kearah pintu keluar.
“Hiroto tunggu..” Tora meraih pergelangan tangan Hiroto dan menariknya, lalu dia mendekap tubuh mungil Hiroto seerat mungkin.
“Uhgg!! Kau mau membunuhku?” Nada suara Hiroto menunjukkan bahwa usaha Tora tidak menunjukkan hasil, Tora pun melepas pelukannya secara perlahan.
“Paling tidak, gantilah bajumu, kau ‘kan punya beberapa potong baju di lemariku. Kau lupa ya? Dengan bajumu itu, tidak akan ada orang yang mau mendekatimu kecuali aku.”
“Tidak mau.” Hiroto masih mengerutkan alisnya. Dia benar – benar marah pada Tora.
“Ayolah… Apa perlu aku yang menggantinya?”
“Tidak lucu. Aku mau pulang.”
“Aku antar ya?”
“Bisa naik taksi.” Hiroto masih tetap pada pendiriannya untuk mengacuhkan Tora. Hingga tiba – tiba Tora menciumnya. Tidak lama tapi cukup untuk membuat Hiroto tersentak.
“ Still mad at me?” Tora gives Hiroto his favorite grin.
“Curang!! Kau curang!!”
“Come on… Sekarang mandilah dulu, lalu makan, baru aku antar pulang. Karena jujur, kau bau sake….”
“Aku tidak bau!!!” Hiroto masih menunjukkan ekspresi kesalnya dan dia berjalan menjauh dari Tora, namun dia tidak lagi melangkahkan kakinya menuju pintu keluar melainkan ke kamar mandi. Seperti apa yang dikatakan Tora.
***
Inside Tora’s car.
Tora merilekskan pegangan setirnya. Sekarang dia hanya sendiri. Hiroto telah diantarnya pulang beberapa menit yang lalu. Di dalam mobil, dia masih kejadian tadi.
‘Kenapa aku menghindar? Kenapa aku mendorongnya? Tubuhku menolak Pon? Padahal ‘kan merupakan suatu kemajuan Pon sudah mau memulai duluan… Ada apa sih denganku? Damn!!’
***

tsuzuku...

Jumat, 17 Juli 2009

Fanfic The gazette – Alice Nine, Let Me Shine On You part 5

Tittle : Let Me Shine On You
Genre : Sweet-romantic
Warning : +16 (almost NC 17, I’m NOT sure), yaoi, Lonely and broken-heart Author, Basic at true character and story *with a LOT of change ^ ^*.
Pair : Ruki x Reita (one side), Tora x Reita (blur), Tora x Hiroto (lovers)
Mood : keLas bru gag SERUUUU XP
A/N : Kita seharusnya memilih, walau hati kita tidak mungkin dapat memilih...


Jam 11.00 PM
“Sayang, kau sudah mabuk.. Ayo kita pulang.” Kata Tora pada Hiroto yang sekarang sedang menegak sake.
“Ti…hik…dak Toraaaaa~ Aku ba..hik…ik..ba..ik..saja koookkk~”
“Benar – benar deh… Kau memang tidak pernah kuat minum Pon.”
“Hehehehehehe” Sekarang Hiroto sudah tertawa sendiri seperti orang gila.
“ Heran… Perasaan aku minum lebih banyak dari Hiroto deh… Kenapa malah Hiroto yang sampai segitunya?” Kata Reita heran.
“Yaaaahh~ Siapa suruh menyuruh anak di bawah umur minum sake?” Jawab Ruki, sejak awal dia tidak minum (sekali dia minum..bisa – bisa dia diusir keluar dari café. Makanya dia tidak minum ^ ^a), jadi sekarang dialah orang yang paling waras diantara teman – temannya.
“Heeeeyyyy~ Pacarku udah gede tau!!! Dasar boncel!!!”
“Fiuuuh~” Ruki hanya menghela nafas mendengar perkataan Tora yang sudah mulai mabuk.
“Reita, ayo kita pulang… Sudah malam nih..”
“Hmmm… Baiklah… Aku rasa sekarang aku juga sudah mulai ‘terbang’”
“Tora. Aku dan Reita sudah mau pulang. Bill kami berdua aku taruh sini ya.” Kata Ruki. Dia dan Reita sudah beranjak dari kursinya saat Tora tiba –tiba berkata,
“Ahhh!!!Tunggu Reita!!!”
Reita memalingkan mukanya.
“Apa Tor?”
“Errrr…. Maaf….. Hari ini jadi seperti ini… Harusnya…”
“Please don’t mind it… Malah rame kita bisa bertemu berempat begini.” Reita memaksakan bibirnya untuk tersenyum saat dia mengatakannya.
Lalu sejenak Tora memandang Hiroto. Saat dia benar – benar yakin bahwa Hiroto mabuk berat, dia beranjak dari kursinya dan meraih tangan Reita.
“Ikut aku.” Kata Tora. Tangannya mencengkeram kuat pergelangan tangan Reita.
“Tapi Ruki..”
“Take your time.” Ruki berkata ringan. Dalam hati dia berkata ‘Harusnya aku tadi mabuk!!’

***
Di belakang café
“Tora!!! Lepaskan!!!” Kata Reita saat dia merasa pergelangan tangannya sangat sakit. Tora pun melepaskan cengkramannya dari tangan Reita.
“Ah… Maaf…”
“Well… Sekarang sudah tidak ada lagi orang yang akan mendengar kita, jadi cepat katakan apa yang kau mau katakan.” Reita berkata dengan tidak sabar.
Bukannya menjawab, Tora malah memeluk Reita. Lalu dia mencium leher Reita lama sekali. Mencoba mengingat bagaimana scent dari Reita.
“Ya Tuhan…. Aku tak menyangka aku akan merindukan pheromone-mu…”
Reita hanya diam saja dipeluk oleh Tora, dia tidak tau bagaimana harus bereaksi.
Setelah beberapa lama mememeluk Tora melepas pelukannya. Perlahan dia meletakkan kedua tangannya di pipi Reita, dan menatap Reita dengan tatapan lembut.
“Let’s see…. You are not change a lot… Still has that lip, that nose..”
“Don’t be silly… Aku ‘kan ngga’ operasi plastik!!”
“Dan kau masih tetap mood-breaker.Hahahaha” Tora sekarang melepaskan tangannya dari pipi Reita.
“Hey~ Jangan dilepas dulu…”
“What?? You want me to kiss you??”
“I’m NOT said like that!!! Hanya saja….”
Tora tersenyum lembut…Dengan penuh cinta dia mengusap rambut Reita.
“Begini lebih baik.” Reita memejamkan matanya. Menikmati setiap sentuhan tangan Tora yang selama ini dirindukannya. Untuk beberapa saat mereka berdua hanya terdiam, mencoba mengingat hangatnya cerita mereka dulu.
Hingga tiba – tiba Tora menarik nafas panjang dan memulai pembicaraan serius dengan Reita.
“Kenapa kau tiba-tiba datang? Kau tau aku tidak pernah tahan kalau kau ada.”
“Aku… aku….” Reita kehilangan semua kata- kata yang telah Ia rangkai selama berminggu – minggu.
“Well…. Sekarang kau ada disini… dan Pon ada disana….” Tora menunjuk café
Reita tercenung… Hatinya yang tadi terbang seakan dibanting jatuh hanya karena perkataan singkat Tora. Dengan mengorbankan seluruh perasaannya dia bertanya pada Tora.
“Apa kau mencintainya?” Tenggorokan Reita tercekat saat mengatakannya.
“Iya… Dia selalu membuatku ingin melindunginya..” Tora menundukkan wajahnya.
“Baiklah..” Bagi Reita semua sudah jelas. Sekaranglah saatnya dia meninggalkan Tora.
“Tapi, aku menyayangimu….” Wajah Tora memanas, seumur hidup belum pernah dia merasa semalu ini.
“Apa kau bilang?? Jadi maksudmu kau mencintainya dan juga menyayangiku? Kau pikir aku ini apa Tora??” Reita marah besar. Dadanya terbakar karena dia merasa dipermainkan.
“Kau adalah heroine-ku…” Tora berkata sesuai dengan kata hatinya “Setelah kita berpisah aku sering tidak bisa tidur karena memikirkanmu, saat bersama Pon kadang kau muncul di kepalaku… kau tidak tau bagaimana menderitanya aku saat kau pergi.”
Mulut Reita terkunci mendengar pengakuan Tora. Dia hanya bisa mematung. Reita tidak pernah menyangka ternyata Tora memiliki perasaaan yang begitu dalam kepadanya.
Sekali lagi Tora memeluk Reita, namun kali ini dia tidak menciumi Reita.
“Maaf… Aku tidak bisa memilih… Tapi bisakah kita bersama lagi?” Bisik Tora pelan di telinga Reita dan Reita hanya mengangguk pelan.
“Sungguh Reita… Aku benar – benar mencintaimu..” Tora melepaskan pelukkannya dan dia mencium hangat bibir Reita.
***
PS : Gyahahahaha!!!Nie fanfic rate na apa yawh?? Ada usul???

Sabtu, 11 Juli 2009

Mori and Hunny from Ouran High School Host Club!!



SOOOOO SAD!!!!TwT

SEE THAT ANNOUCEMENT???????MORI-SENPAI ama HUNNY-SENPAI mo LULUS x_____x

Huweeeeeeeeeeeeeee *nangis sesumur*

INI LOH HALAMAN TERAKHIR O-HOST DI LaLa EDISI JULY!!!uhhh!!!!serem bgt kaaaann xx___xx


mereka bertarung diLaLa edisi bulan ini....tapi pan scan na bru keluar agustus...T___T yaaaahhh~ untuk mengenang mereka saia mo post piku na mereka...

gilak...mereka tuch DEKET bgt!!!! orang kemana - mana C hunny digendong sama mori (inget lagu na surip-ojichan 'tak gendong, kemana mana' XP). Teruz C mori juja SETIA bgt ama Hunny... Ohhhh Mori-senpai~


JANGANLAH DIKAW BROKE UP AMA HUNNY-SENPAI!!!!!!JANGAAAANNNNNN!!!!!!!

Ini Haninozuka Mitsukuni, tinggi : 148. Imyuuuuutttt bgt yawh~ XD XD



Ini Morinozuka Takashi, tinggi : 192. He is a man with few word *bukan karena cool. tapi karena dia kagak banyak mikir!!!!







Oh!!! Ia!!!! TEBAK DI PIKU INI MEREKA MAO APA~ (clue : this manga is PG manga..noooo....this manga is ALL- AGE manga *sometime NC-17 manga...well...SOMETIME wakarimasu ?* AND they both clearly not a GAY)

Fanfic The gazette – Alice Nine, Let Me Shine On You part 4

Tittle : Let Me Shine On You
Genre : Sweet-romantic
Warning : 16+, Yaoi, Lonely and broken-heart Author, Basic at true character and story *with a LOT of change aa*.
Summary : “Kau mau tidak jadi istriku ?”
Pair : Ruki x Reita (one side), Tora x Reita (blur), Tora x Hiroto (lovers)
Mood : Lovu lovu~ Love in the air~
Disclaimer : I own them nothing nee ^ ^



Zutto Soba Ni Iru Yo (Always By Your Side)
Anata o mamoru tame nara
Nani hitotsu oshiku wa nai

Donna itami de mo boku ga kawaru kara

Zutto soba de hohoendete

If it’s to protect you

Then I won’t regret a thing

Because I’ll take any pain in your stead

Always smiling by your side



Keesokan harinya.
Ruki tampak sendiri di dapur apartemen Reita. Dia sedang memanggang roti dan membuat susu sereal untuknya dan untuk Reita.
“Waaahhh~ kau rajin sekali~ “ Kata Reita tiba – tiba mengagetkan Ruki.
“Lho? Kau sudah bangun? Tumben.”
“Kejam!! Aku ini rajin bangun pagi tau!! Kau saja yang tidak tau.”
“Percaya…percaya…”
“Hey!!! Aku tidak bohong!!” Kata Reita dilanjutkan dengan serangan memukul lengan kiri Ruki.
“ Aww!! Sakit tau!!”
“Biarin!! Batewe ni roti ama susu buat sapa?”
“Yang satu buat aku, yang satunya lagi buat monyet disebelahku.”
“Ehhhh!!! Kau kira aku monyet?”
“Memangnya aku bilang begitu?”
“Uuhhh!! Aku kalah lagi!!”
“Sudah~ Makan yuk, laper...”
Reita dan Ruki membawa roti dan susu mereka ke meja makan di dekat balkon. Lalu untuk beberapa saat mereka makan dalam diam.
“Ruki…”
“Hmm?” Jawab Ruki dengan mulut sibuk mengunyah rotinya.
“Kau mau tidak jadi istriku?”
“Uhuk!!” Ruki tersendak karena pertanyaan tidak wajar dari Reita. “Kau gila??”
“Hehehehe, habis masakanmu enak sih… Kalau aku ke rumahmu kau juga selalu menghampiriku dan mau menggantungkan mantelku. Rumahmu juga selalu rapi karena kau rajin bersih – bersih. Kau itu benar – benar istri idaman!!”
“Aku TIDAK mau!!”
“Heee??? Nani??”
“Aku tidak sudi jadi uke!! Aku ini tampang seme tau!!!”
“Hehehe…. Aku juga tidak mau jadi uke… Kalau aku uke entar klo ‘itu’ aku dibawah, Aku kan tidak mau tubuhku dinikmati orang~”
*Blush*
“Ahhhh!!! Kau memerah Ruk!!!”
“Ini gara – gara perkataan bodohmu tau!!! Udah deh~ jangan bahas hal –hal aneh seperti itu!! Kau membuatku merinding tau!!”
“Iya decchh~ “
“Oh iya, kau jadi pergi menemui Tora hari ini?”
“Jadi dong!”
“Oh….Jangan lupa pake deodorant.”
Reita meletakkan garpu dan pisaunya, dan memandang Ruki dengan tatapan penuh nafsu membunuh.
“Kau mau mati ya?”
***
Sore harinya di café Mad Black Machine.
‘Tora mana ya? Kok engga dateng – dateng?’ Batin Reita sambil meminum bloody mary-nya
Lalu dari perlahan dari kejauhan tampak sosok tinggi Tora datang mendekati café tempat Reita berada. Sayangnya dia tidak sendirian. Tampak sesosok laki – laki bertubuh kecil berada disebelahnya. Dan. dia menggenggam tangan Tora.
‘Damn!!! Si boncel itu kenapa harus ngekor kemana – mana sih? Wait up… Kalau nanti sampai berkumpul bertiga… Bisa mati kutu aku!!! Sial sial!!!Apa aku panggil saja ya Ruki kesini? Err…. Oke!! Kupanggil saja dia!!’
-No body..-
“Moshi – moshi” Sapa Ruki diseberang sana.
“Ruk! Kau datang ke mad black machine sekarang bisa engga?”
“Sekarang?”
“Iya!! Cepetan bawel!! Awas kalau sampai kau tidak datang!!!” Lalu Reita menutup teleponnya karena sekarang Tora dan Hiroto telah ada dihadapannya.
“Konbanwa Reita.” Sapa Tora ramah lalu Hiroto hanya ikut membungkuk kecil.
“Konbanwa Tora, Konbanwa Hiroto.”
“Maaf aku telat. Habis tadi tiba – tiba Ono-kun memanggil anak – anak alice nine gara – gara ada masalah dengan jadwal tour kami.”
“Nggak apa – apa Aku malah kaget kau datang bareng Hiroto, Kupikir kau akan datang sendiri.”
“Ah.. Dia…”
“Aku memaksa ikut.” Kata Hiroto pelan.
“Maksudmu?” Reita mengangkat sebelah alisnya.
“Habis… Tora-kun jadi aneh kalau membicarakanmu. Aku takut kalau dia…” Nada suara Hiroto terdengar gemetar takut, namun terdengar juga keberanian karena perasaan tidak mau kehilangan.
“*sigh*Pon… sudah kubilang ‘kan…Kalau aku,”
“Tidak Tora! Aku tau kau menyembunyikan sesuatu!” Hiroto dapat merasakan sesuatu mencekat ditenggorokannya, dan hanya tinggal menunggu waktu saja hingga air matanya meleleh.
“Hey…Tora benar Hiroto… Aku tidak begitu mengerti permasalahan kalian, tapi kalau itu kerena aku, aku rasa Tora benar…” Reita mencoba meyakinkan Hiroto yang sekarang sudah terlihat akan menangis. Walau sebenarnya dia dan Tora tau bahwa memang sesuatu yang ditakutkan Hiroto memang ada diantara mereka.
“Dengar ‘kan babe? Oh…Don’t cry…”
“I’m… NOT.. crying…” Kata Hiroto terbata – bata padahal sudah jelas air matanya menetes.
Tora mengusap pelan pipi Hiroto dengan tangannya. “Your tears is precious… So don’t cry…” Mendengarnya hati Hiroto menjadi hangat. Perlahan dia mengatur nafasnya dan tersenyum pada Tora.
Reita hanya dapat menahan perih saat melihatnya. Melihat hubungan indah orang yang dicintainya dengan orang lain, bukan dirinya.
‘Hatiku sekarang juga menangis Tora… Kenapa kau tidak menyentuhnya dan membuatnya tersenyum, seperti yang kau lakukan pada Hiroto?’
“Nah sekarang, sudah komplit ‘kan orangnya!! Sekarang ayo kita pesan makan.” Kata Tora
“Tunggu.”
“Nani Reita-san?” Suara Hiroto masih terdengar pecah.
“Aku….*Ya…Tuhan…Semoga mereka tidak salah sangka* tadi menelepon Ruki.”
“Ruki ? Dia siapa?” Tanya Hiroto.
“Dia..”
“Dia pacarnya Reita.” Kata Tora memotong ucapan Reita. Sekilas Tora memberi kode Reita untuk tetap diam.
“Waaahh~ kau punya pacar juga ya Reita-san?” Wajah Hiroto tampak berseri, senyum lebar tersungging di bibir seksinya.
“Errrr… Yah…” Reita hanya mengikuti permainan Tora, walau dia tidak terlalu mengerti maksud dari permainan ini.
“Sekarang aku bisa lega!! Harusnya kau bilang sejak awal dong Tor!! Dengan begitu ‘kan aku tidak perlu sampai seperti ini!!”
‘Oh jadi begitu…’ Sekarang reita mengerti dari maksud permainan Tora.
Pintu otomatis café terbuka, lalu sesosok pria masuk ke dalam café itu.
“Itu Ruki! Hey!!Disini!” Reita mengangkat tangan kanannya untuk memberi tau lokasinya pada Ruki. Ruki pun berjalan menuju meja tempat Reita berada.
“Maaf aku telat.. Habis.. Reita mendadak sih teleponnya.”
“Tidak apa – apa Ruki-san!! Naaahh~ dengan begini kita imbang!!” Senyum Hiroto semakin lebar.
“Maksudmu apa babe?” Tanya Tora
“Double date!!! Kau tidak sadar akan hal itu?”
Ruki yang baru saja datang benar – benar dibuat bingung dengan perkataan Hiroto. ‘Double date? Memangnya date-ku siapa? Reita? Kapan jadian?’
“Yaah~ Terserah kalian sajalah.” Kata Ruki bingung.
Selanjutnya mereka berempat makan sambil bercanda dan tertawa.
“Jadi, kapan kalian jadian?” Tanya Hiroto dengan semangat baru, yaitu semangat Reita-sudah-punya-pacar-jadi-Toraku-aman.
“Errr…. Sekitar satu tahun yang lalu..” Ruki menjawab asal, satu tahun lalu adalah awal persahabatannya dengan Reita.
“Jadi~ kalian sampai mana?”
“Pon!! Itu tidak sopan!!”
“Maksudmu apa?” Reita ikut bingung dengan pertanyaan Hiroto.
“Maksudku…Itu….Kalian pernah tidur bersama beluum???” Mata besar Hiroto dipenuhi rasa ingin tau.
“Hah? Kalau cuma seperti itu sering ‘kan? Memangnya kalian belum pernah?” Ruki yang sebenarnya belum menangkap maksud pertanyaan Hiroto menjawab asal dengan sesuai dengan fakta.
“Ahhhhh!!!! Tora!!!!Kita kalah!!!”
“Yaah ~ mau diapakan lagi Pon, mereka berdua ‘kan sudah dewasa... Kalau aku, mana tega berbuat seperti itu padamu yang masih kecil.” Kata Tora sambil menghisap rokok malboro menthol miliknya.
“Maaf ya sayang ~”
“No problem… Someday when you old enough we’ll chase them”
*Blush* “Don’t remain me!!!”
Sedangkan disisi lain,
“Omae wa BAKA!!!” Reita mendesis pelan pada Ruki.
“Kenapa??” Ruki masih dipenuhi kebingungan. ’Hey!!! Aku sering tidur di apartemenmu ‘kan??? Salahku dimana???’
“Sleep together mean HAVE SEX!!!Stupid!!”
“Nani???HAVE SEX???”
“Sekarang Hiroto berpikir aku sudah pernah ‘itu’ sama kamu tau!!!”
Ruki hanya bisa mematung mendengar penjelasan Reita.
‘Aku….dengan Reita??? Anak itu… Kecil tapi gila…’
***
PS : Mwahahahahaha!!!Puas saia!!!

Minggu, 05 Juli 2009

Fanfic The gazette – Alice Nine, Let Me Shine On You part 3

Tittle : Let Me Shine On You
Genre : Sweet-romantic
Warning : 15+, yaoi, Lonely and broken-heart Author, Basic at true character and story *with a LOT of change ^ ^*.
Pair : Ruki x Reita (one side), Tora x Reita (blur), Tora x Hiroto (lovers)
Sumarry : "Heta, matikan dulu lampunya, baru kita bisa mulai!!" Kata Reita sambil memain rambut di kasurnya....*haio!!!ngapain ntu!!maka na BACA!!*
Mood : Nyappy!! >_< biz punya koleksi bishie baru!!ntuu C chiyu bassis na SuG~ imud bgt !!! XD XD
A/N : Tidak ada luka yang tidak sakit, namun lebih baik sakit daripada kita selalu menggantungkan sesuatu…(Percaya gag sih?? Aku nulis bagian ketiga fic ini jam 11.36 PM!!!! Udah mo bobo imud biar cantix kaek daddy~ ehhh~ C Ruki ma Reita nongol di kepala gw… hehehehe)
Disclaimer : I own them nothing nee ^ ^


Waterfall

keiseishiteyuku youso
ikutsu mo no ai kotoba
ikutsu mo no kizu gisei
The elements that take form
Many words of love
Many sacrifices and wounds

Siang hari itu berlalu seperti biasa. Panas dan sepi. Reita tampak hanya sendiri merebahkan badannya di kamar apartemennya. Memutar – mutar ketainya berulang kali. Lalu dia membuka phonebooknya, mencari sebentar, lalu matanya terhenti pada nama ‘Tora Hunny’.
‘Hmmm….Apa aku telepon aja ya? Hmmm…. Kalau telepon…. Kesannya pasti lebih… Tapi… Kalau waktu aku telepon dia sedang bersama ‘orang itu’ gimana?? Hmm…. Apa aku sms aja?? Tapi kalau cuma sms kesannya pasti lebih ‘ringan’… Yah~ aku sms ajalah…’
Lalu Reita mengetik :
-Hi Tora., sdh lma y A gag sms km…A kangen nie ma km-
Reita membaca ulang smsnya, menutup matanya dan berpikir sejenak
‘Tidak…tidak…Cowo macam apa yang berkata kangen pada temannya sendiri?? Aku hapus aja deh bagian kangennya…’
Tangan Reita sudah mulai bergerak memencet tombol clear
‘Tapi….Aku beneran kangen… Arghhh!!!!!’

***

30 menit kemudian
- yaya same ta COFFEE CUP MERRY GO ROUND…-
“Tora, ketai-mu berbunyi tuh” Kata Hiroto pada Tora yang sedang tiduran di sofa Hiroto
“Bacakan, aku malas bangun” Sahut Tora setengah sadar.
Tanpa pikir panjang Hiroto mengambil ketai Tora dari meja dan membuka sms yang baru saja masuk.
“Isinya : Hi Tora!! Genki desu ka?. Hah??Sms macam apa ini?” Hiroto mengeryitkan alisnya bingung.
“Ah… Paling hanya orang lagi iseng kurang kerjaan. Memang siapa pengirimnya?”
“Dari Reita… Hey!! Ini Reita Gazette yang kita temui beberapa hari yang lalu ‘kan? ”
Tiba – tiba Tora terbangun.
“ Siapa?”
“Reita. Kau kenal baik dengannya ya?”
Tora tidak menjawab. Dia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.
‘Kenapa dia sms lagi? Bukannya sudah lama dia tidak pernah mengontakku?? Kenapa tiba – tiba dia sms lagi?’
“Tora-kun? Kau kenal baik dengan Reita-san? ”
“Ah… Iya… Dia… Kenalan lamaku…” Suara Tora terdengar jauh. Mungkin raganya bersama Hiroto, tapi tidak pikirannya.
“Oh… Begitu…” Hiroto tidak begitu yakin dengan jawaban Tora.
‘Kenapa sikapnya langsung berubah seperti ini? Masa’ iya hanya gara – gara sms sederhana seperti ini sikapnya jadi langsung berubah seperti itu? Siapa sebenarnya Reita?’
“Gomen Pon, Bisa aku pinjam ketaiku? Aku mau membalas smsnya”
“Oh..Ini.” Hiroto menyerahkan ketai Tora dengan berat hati, karena dia masih curiga akan siapa Reita itu.
“Anou Tora, sebelum kau membalas…”
“Iya?”
“Errr…. Sebenarnya aku tidak mau jadi….Errr…Cerewet seperti ini, tapi, naluriku ingin aku bertanya.... Err… Cuma memastikan aja sih…”
“Kau mau tanya apa Pon?”
“Reita itu….Benar cuma kenalanmu ‘kan?? Tidak lebih??”
Tora memantung sesaat. Namun dengan cepat dia dapat menguasai dirinya lagi.
“Hai’… Dia cuma teman lama kok Pon… Kita tidak pernah lebih dari itu…”
“Kita?”
“Aku dan Reita maksudku… Kita berteman cukup dekat dulu… Aku cuma kaget dia tiba – tiba mengirimku sms lagi, kami sudah lama tidak mengontak satu sama lain”
“For real?? Nothing happened between two of you??”
“Nothing babe… We just Nakama… Hey, are you jealous babe?”
“Err…” Sekali lagi pipi Hiroto memerah malu, dia benci mengakuinya. Namun, yah benar dia cemburu.
Tora bangun dari sofa dan mendekati Hiroto. Dia mengalungkankan kedua lengannya di leher Hiroto dan mengecup lembut dahi Hiroto.
“Believe me… Now, there only you in my heart… “
“I....I believe you”
“That’s my boy!! Dakara…. Sekarang aku boleh ‘kan membalas sms teman lamaku?”

***
Jantung Reita berdegup kencang.
‘Sudah kukirim!! Tenang Reita…. Tenang… Ambil nafas dalaaamm….Hembuskan…. Fiuuhh~’
Lalu dengan cepat Reita membuka outboxnya membaca ulang sms yang baru saja dikirimkannya ke Tora.
‘Kurasa… Ini tidak berlebihan… Tapi… Terdengar bodoh tidak sih?’
Lama Reita menunggu, keringat dingin keluar dari pori – pori telapak tangannya. Namun penantiannya akhirnya berakhir, Tora membalas smsnya.
-Ore wa genki desu. Tmben km sms? Gmn Ruki? Dy baik2 ‘kan? Kudngar kalian skrng pcrn-
Tanpa pikir panjang Reita membalas sms Tora
-Ah... Ruki hny tmnQ kok... skrng km brsma dg hiroto?-
-iy, dia dsni..ah!dy mnyampaikan slm loh pdmu! Katany, hey Reitaa-
Reita menggigit bibir bawahnya. ‘Sial!! Kenapa dia disana?’
-Hi juga Hiroto-kun. Tora nanti mlm lagi yah…skrng A mo prgi-
Dia berbohong, sebenarnya dia hanya tidak mau membicarakan sesuatu apabila ada Hiroto disamping Tora.
-Oh y sdh…mata ne-
Reita menghembuskan nafas panjang. Lalu dia merentang kedua tangannya dikasur, melayangkan pandangannya ke langit –langit apartemennya yang berwarna hitam.
‘Aku…..Kalau sekarang aku muncul lagi di hidup Tora… Apakah aku hanya akan menjadi ‘gangguan’ baginya? Tapi... Apakah Tora benar – benar sudah melupakanku? Apakah benar aku punya arti dihatinya? Setidaknya, walau nanti diakhir aku hanya akan menyakiti diriku sendiri, aku ingin memastikan hal itu… Karena, aku tidak akan bisa mencari kebahagian sejatiku apabila bayangannya selalu ada dalam masa laluku. Karena aku tidak akan bisa mencintai orang lain sebelum cintaku padanya usai…’

***

Malam harinya
Ruki mengecek lagi penampilannya. Sedikit memberikan sentuhan terakhir pada rambut yang telah ditatanya selama 20 menit.
‘Oke!! Kau sudah terlihat imud Ruki~’
Lalu dia menyemprotkan parfum bvlgari black ke leher dan bajunya.
‘Hehehehe, kalau aku datang tiba – tiba begini kira – kira Reita terkejut tidak ya? Hihihi, penasaran!!’
Dengan hati ceria Ruki berjalan menuju mobil mazda hitam kesayangannya. Dan dengan kecepatan tinggi meluncur langsung apatemen Reita yang ada di daerah Shibuya.
-tok tok-
“Sumimasen Reita~”
“Dozo Ru-chaaan~ Masuk saja~ Pintunya tidak aku kunci kok~”
Ruki mengeryitkan dahinya
‘Ru-chan? Sejak kapan Reita memanggilku pake –chan?? Ahh~ ada yang salah dengan anak ini….’
“Baiklaaahh~ aku masuk ya…”
Ruki melepas sepatunya dan menggantungkan mantelnya. Lalu dia mendengar derap kaki Reita mendatanginya.
“Selamat malam Ru-chan!!! Aku senaaanggg kau datang ^ ^ Aku baruuu~ saja mau meneleponmu!!”
“Ah~ Selamat malam… Rei.umm…Rei-chan *blush* Kau kelihatannya senang sekali….”
“Eheeemmm *blush* Sini sini masuk dulu!! Aku ingin cerita BANYAK!!!”
Hati Ruki mencelos…
‘Cerita… Uhhh!!! Shit!!! Aku pikir dia mulai menyukaiku hingga mau memanggil aku dengan sebutan –chan, ternyata…. Ujung – ujungnya cerita tentang makhluk-jelek-plin-plan-tidak-bertanggung jawab itu lagi…Huhhh~ nasib~’
Ruki berjalan memasuki kamar utama Reita, tempat favorit dimana Reita suka berbagi cerita dengan Ruki, baik soal band,makanan,artis dan yang paling menyakitkan bagi Ruki… tentang Tora…
Ruki merebahkan badan mungilnya di kasur king-size milik Reita dan memulai pembicaraan mereka.
“Jadi?”
Reita yang baru datang ikut menjatuhkan dirinya ke kasur dan menatap Ruki.
“Ruki… Kau mau tidak menginap malam ini? Karena aku yakin aku tidak akan bisa tidur semalaman~”
“Hai’ aku menginap….” Kata Ruki ringan. Karena dia memang sudah terbiasa menginap di tempat Reita.
“Kyaaa!!! Kau teman terbaikku!!!” Reita berkata sambil mencubit pipi chubby Ruki.
“Kita mulai~”
“Heta! matikan dulu lampunya, baru kita bisa mulai !” Kata Reita sambil memain rambut di kasurnya.
*Klik* Seketika kamar Reita menjadi gelap dan langit – langit kamar Reita yang semula hitam polos jadi dipenuhi oleh bintang fosfor berwarna hijau.
“Setiap kali aku melihatnya.. Perasaanku selalu tenang…” Ruki berkata pelan.
“Aku juga… Indah ya Ruk.”
“Hmmm…”
“Oh iya… Aku… Tadi, meneleponnya..”
“Lalu?”
“Yaaaah~ *blush* aku senang pembicaraan kami dapat berlangsung seperti dulu lagi…”
“Hanya itu?”
“Tentu saja tidak!!”
“Maksudmu?”
“Percaya tidak Ruk?Dia….dia….OMG~”
“Tenangkan dulu hatimu... Baru bicara!”
“Oke… Fiuuuhhh~~~~ DIA MENGAJAK AKU KENCAN NEE~”
Reita menutup mukanya dengan bantal karena dia benar –benar malu.
“APA????” Ruki sangat terkejut dan tiba – tiba terbangun dari posisi tidurnya.
“Ohhhh~ Ruki~ nyatakah ini??? Kyaaa!!!”
“Reita….Ini….”
“Iya?”
“Ini tidak baik.”
Reita mengangkat bantal yang menutupi mukanya. Dengan alis berkerut dia berkata
“Apa maksudmu? Kau tidak senang melihat aku bahagia?”
“Bu…bukan begitu Rei… Tapi…”
“Tapi apa? Dia mengajakku pergi!! Dan itu sudah cukup jelas dan baik bagiku.”
“Rei…Ini… Terlalu cepat…Aku takut kalau…”
“Kalau apa?”
“Kalau kalian berdua tidak dapat mengendalikan emosi kalian… Bagaimanapun juga dia sudah punya pacar Rei… Bukan suatu hal yang baik kalau kau dia ajak berkencan oleh orang yang sudah punya pacar…”
“Well….Ada 3 Hal yang ingin aku katakana padamu, pertama, Aku dapat mengendalikan emosiku, kedua, JANGAN PERNAH SEKALIPUN!!!SEKALI PUN!!! KAU SEBUT PACARNYA DIHADAPANKU!!! Yang ketiga… well… Dia… Tidak secara spesifik menyebutkan kencan sih… Dia cuma bilang ‘bertemu di kafe yang dulu’ errrr…. cuma aku saja yang… yaahh~ menganggap itu kencan…err…. Yah~ begitulah..”
“Jadi dia tidak bilang kencan?” Ruki merasa lubang menganga yang tadi ada hatinya sekarang perlahan menutup.
“Yaaahh~ Tidak. Dia tidak bilang begitu… Tapi tapi tapi… Itu bisa berarti begitukan Ru??” Nada suara Reita merajuk meminta persetujuan Ruki.
“Gomen Rei, tapi itu bisa berarti tidak seperti itu… Mungkin dia hanya..”
“Stop!! Walau hanya ilusi aku ingin menikmatinya sesaaaaatt~ saja~ Kau jangan mengingatkanku!!” Reita kembali merebahkan badannya dan memejamkan matanya.
Ruki hanya terpana memandang Reita… Di bawah bintang fosfor wajah Reita tidak terlalu terlihat jelas… Tapi Ruki masih dapat melihat bibir Reita dalam keremangan itu. Bibir yang di situ tersungging senyum penuh kebahagian. Senyum penuh kemenangan melawan rasa rindu dan sakit akan penantian.
‘Reita… Andai senyum itu untukku… ‘
“After all… Aku bahagia kau bisa tersenyum lagi.”
“Terima kasih Ruki… Aku akan selalu menyayangimu seumur hidupku.. Karena sesungguhnya hanya kau yang bisa selalu mengerti aku…”
“Oh tidak… Haruskah sekarang kita berpelukan?” Ruki tersenyum sinis mengejek perkataan Reita,
“Well… Kenapa tidak? Aku lagi pengen meluk orang nih!!”
Lalu perlahan Ruki dapat merasakan tangan Reita memeluknya dari belakang, tangan yang besar dan hangat yang selama ini diinginkan Ruki untuk menghangatkannya. Namun jantung Ruki berdetak kencang karena sekarang dia dapat mendengar hembusan nafas Reita di telinganya.
“Hey sudah hentikan Rei!!” Ruki mencoba melepaskan diri dari Reita.
“Sebentar Ruki!!! Aku lagi pengen meluk orang nih!!! Lagipula... Ternyata kau ini enak sekali dipeluk!! Punggungmu leeebaaaarrr dan hangat!!!” Reita tidak mau melepaskan pelukannya dia malah perererat pelukannya dan menyandarkan kepalanya di bahu Ruki. Ruki pun mengalah. Dia berhenti melawan. Walau sekarang dia dapat merasa jantungnya sudah mau copot karena pelukan Reita.
“Rei?? Udah donk~ Udah sepuluh menit nih!!!”
Ruki menunggu jawaban Reita namun Reita tidak menjawab.
“Rei??” Ruki menoleh kebelakang, dan ternyata Reita sudah tertidur lelap dipunggungnya.
“Bodoh!! Kau bilang tidak akan bisa tidur semalaman!! Buktinya?? Dasar pembohong!”
Dengan hati –hati Ruki melepaskan Reita dari punggungnya dan menidurkannya di kasur. Lalu dia sendiripun tidur di sebelah Reita. Ruki memandangi wajah tidur Reita dan berkata pada dirinya sendiri.
“Orang ini… kalau tidur tenang sekali.. Tapi kalau sudah bangun amit –amit cerewetnya! Ampun deh~”
Ruki terdiam sesaat.Perlahan dia pun mengusap lembut pipi Reita, lalu dia menggerakkan bibirnya ke pipi Reita.
“Aishiteiru… Tomodachi…”
Setelah itu dia sendiri juga tertidur di bawah taburan bintang fosfor, disamping Reita…

PS : Ini jam 00.40 AM!!! >>_<< nemasu nyoook~ tu Reita ma Ruki dah bobo~ -.-

Sabtu, 04 Juli 2009

Tanjoubi Omedeto Shou-kun~ ^3^

Yay!!>>_<< hari ini C pemimpin militer [baca : SHOU] omedetou~ XD XD




yaaahh~~begitulah...btw saia pan liburan dan ...umm...gw bosan..jadi dengan sangat kurang kerjaan gw bikin wallpaper na alice nine, digabung2 gag jelas getoo XP
tadaaa ini hasil na~






hehehehehe gag maksud bgt kan?? hehehehehe

[spam] my favorite a9 pair pic >_<

Nguk!!!Genki desu ka minna-chan??? saia mo ngepost hal gag penting nui~ ^3^

mo ngepost jibun no favorite a9 pair piku~ >>_<<
















dari semua ntu minna-san paling suka yg mana???

well...maap klo piku na piku lama..(_ _) soal na ini juja fanvideo lawas (lagu na mugen~electric eden~) truz saia bru bisa capture skrng gara2 dulu blom pny jetaudio yang memadaia ^ ^a
yaaa~kita nikmati saja ^ ^

piku anag alice nine yang paling najong

1st place, Shou di PV vandalize..wew~ XD



2nd place, saga, gilak...sok sexy bgt!! Tapi emang sexy C...



yaapp!!!spam selesai!!! happy holiday~

Fanfic The gazette – Alice Nine, Let Me Shine On You part 2

Tittle : Let Me Shine On You
Genre : Sweet-romantic
Warning : Lonely and broken-heart Author, Basic at true character and story.
Pair : Ruki x Reita, Tora x Reita, Tora x Hiroto
Mood : BORING!!!SOOO BORING HERE ~
A/N : Kadang kita harus melukai perasaan kita sendiri hanya untuk membuat orang yang kita sayangi selalu ada disamping kita... *pertama kalinya ngepost kata2 berguna di blog ini* ^ ^a
Disclaimer : I own them nothing nee ^ ^

Mugen no Hana
Tatoeba, kimi wo kiritotte issho ni iretara donna ni raku darou? kimi wo aisuru imi wa kawaranai iki, todaetemo. Let's say if you were cut off, it would probably be easy for us to get together The meaning of loving you is unchanging, even if I cease to breathe.


Sore hari, di apartemen Hiroto.
“Kau kenapa ?” Tanya Hiroto polos pada Tora yang tampak melamun dengan mata yang memandang jauh entah kemana.
“Ah….Tidak…Aku …tidak apa – apa hanya kurang tidur..” Jawab Tora dengan wajah tertunduk.
“Hey…Aku ini pacarmu tau!! Kau tidak berbohong di depanku Tora-sama!!” Hiroto mendekati Tora dan memandang Tora dengan tajam.
“Aku tidak apa-apa…” Tora mengambil dan mencium punggung telapak tangan Hiroto dengan lembut. “Aku tidak bohong…”
“Sungguh ?”
“Hmmm” Tora mengangguk pelan dan mencium tangan Hiroto lagi.
“Well…” Hiroto mengangkat alisnya sebelah “Kita jadi jalankan??”
“ Tentu saja… Aku ‘kan sudah janji menemanimu membeli kalung”
“Iya!!! Benar kau sudah janji!! Jadi jangan ‘menghilang’ sesaat seperti tadi!! “
“Baiklah… Aku janji akan selalu di sisimu.” Tora berkata sambil mengusap pelan rambut Hiroto.
“Dasar gombal!! Memang hatimu benar hanya untukku?” Cibir Hiroto.
“Hmmm? Tentu saja….” Nada suara Tora menggantung. Hiroto sudah mau membuka mulutnya untuk menanyakan tidak pastian jawaban Tora, namun dia urungkan niatnya.
“Kalau begitu aku ganti baju dulu ya…” Kata Hiroto
“Aku tidak boleh lihat?”
*Blush* Muka Hiroto langsung memerah.
“A…a…apa…?? Lihat?? Mak…maksudmu??” Entah kenapa Hiroto merasa ada perangkat di mulutnya yang mencegahnya berbicara dengan benar.
“Kau mengertikan~” Mata Tora memandang Hiroto dengan liar.
“Kau… Tidak boleh… errr… Lihat… Karena…err…..” *blush*
“Hahahahahaha, Aku hanya bercanda Pon!! Cepat sana ganti bajumu!! Aku janji kok engga bakal ngintip ~”
“Janji?”
“Yaaaah~ Lagipula aku sudah tau kok…Itu…” Mata Tora semakin liar
“Apa???” *blush*
“Cepat sana ganti!!!Hahahahaha”
***
“Pon…” Celetuk Tora saat mereka berdua sedang berjalan menuju mall dekat apartemen Hiroto.
“Iya?”
“Kau ingat lagu kita yang mugen no hana?”
“Tentu saja!! Komposernya aku tau!!”
“Dilagu itu ada lirik yang terus aku pikirkan”
“Yang bagian mana? Liriknya ‘kan panjang.”
“Yang bagian : kimi wo aisuru imi wa kawaranai iki, todaetemo....[The meaning of loving you is unchanging, even if I cease to breathe], menurutmu hal seperti itu mungkin tidak?”
“Mungkin saja…”
“Benarkah??”
“Iya dong!! Seperti, kau tau Otsu dan Musashi? “
“Tentu saja aku tau…Lalu?”
“Cinta Otsu pada Musashi tidak pernah berubah, walau cobaan berat, - maksudku benar – benar berat seperti, diusir, hampir diperkosa dan semacamnya- selalu menghalanginya untuk bersatu dengan Musashi, namun dia tidak pernah menyerah…. Aku pikir cinta seperti itulah yang namanya cinta sejati, sama seperti yang dilagu mugen no hana.” Hiroto mengakhiri penjelasannya dengan hembusan nafas. Lalu dengan mata besarnya dia menatap Tora dan berkata “Kurasa….Untuk sekarang…Cintaku…errrr…. Yah…kurang lebih seperti itu….err…. kepadamu…” Bagian terakhir diucapkan hampir hanya berupa bisikan.
“Apa?? Kau bilang apa?? Ngomong yang jelas dong!!Aku tidak dengar”
“Hmft!!” Hiroto menyatukan alisnya. “Dasar baka!!!” Lalu Hiroto berjalan cepat menjauhi Tora.
“Hey!! Tunggu!! Pon!! Kau tadi bilang apa?? Aku penasaran nih!! Hey Pon!!” Tora setengah berlari mencoba mengejar Hiroto.
“Sampai mati juga tidak akan aku ulangi BAKA!!!” Kata Hiroto dengan wajah panas memerah.

PS : Chapter ini isinya cuma ToraPon.. Uhhh~ so sweet~ Chapter depan akan lebih kejam!!! Hyahahahaha!! Pon~ Tunggu tanggal mainnya!!! *evil gaze*

Rabu, 01 Juli 2009

Fanfic The gazette - Alice nine, Let Me Shine On You

Fanfic The gazette, Let Me Shine On You
Tittle : Let Me Shine On You
Genre : Sweet-Romantic
Warning : Lonely and broken-heart Author, Basic at true character and story.
Pair : Ruki x Reita (one side this time), Tora x Reita, Tora x Hiroto
Mood : Mellow sedih *sob sob* , mixed….^ ^a
Song : Acid Black Cherry – Ai no baka! (100% agree!!)
Aqua Timez – Alones
(the only song who can make me cry and realize my own happiness is important)
The Red Jumpsuit Apparatus – Your Guardian Angel (may I ?)
-I want to shine on you…But your darkness make my shine fade away…-
Alones
Hagare ochita ato no
Ubuge no you ni
Hiwamari no naka de furueru inori
Ima wa muri ni dareka no koto wo
Ai sou to omowanakute ii no ni
Prayers shiver in the sun,
like traces of down that have come loose
It’s alright to not think about loving someone
as being too much for yourself right now
Siang hari itu Ruki terlihat sendiri, menghisap rokoknya yang hampir habis dengan tidak sabar, dia menunggu sms dari Reita. Ya, Reita…Pria yang telah lama mencuri hati Ruki.
-Until your distress sleep…-
‘Akhirnya kau membalas..’ Ruki pun mematikan rokoknya dan mulai membaca sms itu.
- A (read : aku) gi makan...U dah makan blom? Klo blom dtng aj kesini! Msh banyk nie kimchinya!!-
Seulas senyum tersungging dari bibir tipis Ruki, dan dia mulai mengetik dengan cepat :
- Ah!A jga blom mkn, jdi bner A bleh ksn?-
- Tntu saja baka-
Ruki pun kembali tersenyum, Yippie!!
-tok tok-
“Sumimasen” Seru Ruki didepan pintu Apartemen Reita yang terbuka
“Dozo!! Ruki kan?” Jawab Reita dari dalam rumah.
“Hai’…Ini aku.” Kata Ruki sambil meletakkan jaketnya di sofa Reita lalu duduk.
“Aku senang kau datang!! Soalnya kimchi korea ini tidak akan habis kalau kumakan sendiri”
“Sebenarnya aku tidak terlalu suka kimchi”
“Lalu kenapa kau datang?”
“ Yah….Mau makan gratis aja” Serengai Ruki
“Bodoh!! Ini tidak gratis tau!!”
“Apa??Jadi aku harus membayar?”
“Ya~ harus!!!”
“Hmmmfft….” Ruki menghela nafasnya, dia terlihat kecewa dan menggembungkan pipinya.
“Hahahaha!!!Tidak, tidak….tentu saja kau tidak perlu membayar!!Heheheh!! Pipimu lucu kalau menggembung!! Seperti bakpao!!”
“Hey!!Pipiku tidak seperti bakpao!!”
“Sudahlah…..Hehehe..kau terlihat semakin lucu Ruk!!! Aku senang punya teman sepertimu!!” Kata Reita dengan ringan
Senyum Ruki memudar, Digantikan dengen senyum kecut tak tulus.
‘Teman ya? Reita…. Aku tidak ingin menjadi temanmu…Aku ingin menjadi… Ah… sudahlah’
“Kau melamun Ruk?”
“Ah, Tidak…Aku hanya…”
“Hm? Terserah kau sajalah…Tapi kalau kau tidak cepat makan nanti kimchinya dingin tuh!”
“Oh!!Iya!!!Kimchi….”
Dan sendau gurau pun terus berlangsung saat mereka berdua makan, walau dalam hati Ruki terus memikirkan nasib dirinya. Sudah satu tahun dia dan Reita bersahabat, namun tidak ada perkembangan sedikit pun!! Baiklah..Ruki mengakui kalau dia sekarang cukup bahkan dapat dikatakan sangat dekat dengan Reita….Namun…. Dia tau bahwa hati Reita bukan untuknya. Hati Reita hanyalah untuk ‘dia’ seorang. Awalnya Reita tidak mau menceritakannya…Namun, seiring dengan kedekatan hubungan mereka Reita pun meceritakannya. ‘Dia’ itu adalah Tora. Sahabat Reita sejak dulu. Dulu mereka dekat dan Reita sangat menyukainya. Namun Reita tidak punya cukup keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya. Hingga Tora lelah dan mencari orang lain untuk menemaninya. Mungkin bagi Tora hal itu telah berakhir… Namun tidak bagi Reita…. Dia masih sangat mencintainya…. Hal inilah yang selalu mencabik perasaan Ruki, dia mencintai Reita dengan segenap perasaannya, dia ingin menjadi cahaya bagi Reita, namun apa daya…. Reita telah meletakkan hatinya pada seseorang yang bahkan tidak lagi mencintainya…
“Kimchi ini enak Reita… Kau beli dimana?”
“Ini buatan Ibuku tau!!”
“Oh..”
“Kemarin, aku bertemu lagi dengannya”
Seakan ada pisau yang menancap di hati Ruki.…. Dan sekali lagi dia harus menahan emosi, mengorbankan perasaannya untuk mendengarkan cerita Reita.
“Lalu?”
“Aku menyapanya.. Bertanya kabar ini dan itu… Tapi tidak bisa lama”
“Kenapa? Kalian ‘kan teman lama.”
“Yah….Bagaimana lagi…Dia bersama pacarnya….”
“Siapa? Hiroto?”
“Kau pikir siapa lagi?”
“Sudahlah…Ngomong – ngomong…. Kenapa sih kau dulu tidak mengaku saja? Aku pikir kalau dulu kau mengaku semua tidak akan jadi seperti ini… Sekarang semuanya tampak seperti…. Menggantung…”
“Kenapa ya? Aku sendiri juga tidak tau”
“Kau, Kau pengecut Rei”
“Apa??” Alis Reita terangkat, baru pertama kali ini Ruki mengatakan hal seperti itu padanya.
“Benarkan? Memangnya kau bisa menyangkal?” Nada suara Ruki sedikit naik. Panas dari dadanya sudah tak tertahankan lagi.
“Aku….”
“Selesaikanlah Rei….Harus benar – benar selesai…” Lalu Ruki melanjutkan kata – katanya itu dalam hatinya
‘Karena kalau kau tidak menyelesaiakannya, bukan hanya kau yang terluka, aku juga terluka…. Kalau benar kau dan dia dapat bersatu, aku akan mundur… Tapi kalau tidak.. Berikanlah aku kesempatan mengisi hatimu…’
“Menyelesaikannya? Tapi aku tidak yakin kalau aku sanggup..”
“Kau bisa!” Nada suara Ruki semakin naik, dadanya terasa semakin panas. Hatinya teriris saat mengatakannya, namun dia tau ini jalan terbaik untuknya dan untuk Reita.
“Tapi dia sudah punya pacar…”
“Lalu? Hey!!Kau ini temanku bukan sih?? Come on!!! Hiroto cuma pacarnya!!! Dia itu bukan suaminya tau!!”
“Ya… Baiklah… Aku akan memikirnya..” Reita berkata dengan suara yang begitu pelan dan penuh dengan keraguan.

***

“Huaaamm” Tora menguap lama setelah bangun dari tidur tanpa mimpinya.
‘Lagi-lagi…. Aku harus mengalami tidur tanpa mimpi gara – gara obat sialan itu!!Shit!! Kenapa aku masih memikirkannya? Memikirkannya selalu membuat kepalaku penuh hingga aku tidak bisa tidur!! Tidak… Aku tidak boleh terus seperti ini… Ingat Tora!! Kau sudah punya Pon!! Ingat!! ‘Dia’ tidak lebih dari kenangan masa lalu yang harus kau tinggalkan!!’
Tora termangu lama, memikirkan kata – kata yang baru saja muncul di kepalanya.
“Ya….Aku sudah punya Pon…Aku sudah punya Pon…”
Dia mengulang kata itu terus menerus. Entah untuk menenangkan hatinya atau hanya untuk menipu dirinya sendiri...

Tsuzuku