BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Watashi wa~

Foto saya
sendai, neverland, Japan
Hmm... I'm a girl....I love bishounen for sure... and japanese thing... lil bit pervert... yahh... Thatz me... add my fb or twitter if you want to know me better

lyric lyric xD

Rabu, 22 Juli 2009

Fanfic The gazette – Alice Nine, Let Me Shine On You part 6

Tittle : Let Me Shine On You
Genre : Sweet-romantic
Warning : +16 *what kind of rate is this??*, Yaoi, Bored and Broken-heart Author, Basic at true character and story *with a LOT of change ^ ^*.
Pair : Ruki x Reita (one side), Tora x Reita (blur), Tora x Hiroto (lovers)
A/N : Love always makes great pain in the heart….
Mood : Pon pon pon...Hmmm......I think I will NEVER understand you....



-Raison D'etre-

dokomade aruitemo owari ga mienai
kako no kioku wo michizure ni
kono mi wa nani iro ni somariyuku no darou
kotae wo sagashiteiru
No matter how far I walk, I cannot see the end
Dragging along memories of the past
I wonder what color this body will be tainted by
I search for that answer

Sepulang dari Mad Black Macine. Reita naik ke mobil Ruki, karena banyaknya kadar alcohol dalam tubuhnya, dia tidak mau mengambil resiko dengan mengendarai mobilnya sendiri .
“Aku bodoh Ruk…” Reita memandangi suasana kota Tokyo yang tidak pernah mati dari jendela mobil Ruki.
“Baru tau?” Ruki berusaha menjawabnya sesantai mungkin walau dia tau maksud dari perkataan Reita.
“Harga diriku ‘kan tidak serendah itu… Masa’ aku mau dijadikan…Err apa ya?”
“Selingkuhan?”
“Jelek amat istilahnya, kerenan dikit dong..”
“Mistress??”
“Kalo itu sih buat tante – tante!!”
“Kekasih gelap?”
“Errrrrr……” Wajah Reita sedikit memanas mendengar kata kekasih.
“*Sigh* Reita…. Dulu waktu aku bilang ‘selesaikan’ maksudnya, pastikan apa statusmu, bukan jadi pacar-kedua seperti ini bodoh!!”
“Habis Tora….”
“Tora itu ternyata sama bodohnya denganmu. Kalau benar dia mencintaimu, suruh dia mutusin Hiroto, baru kalian jadian!! Bodoh.”
Reita tidak bisa membantah perkataan Ruki. Karena dia tau Ruki benar. Kalau benar Tora benar – benar mencintainya harusnya dia menjadi satu – satunya kekasih hati Tora.
“Katanya, Dia tidak bisa memilih.”
“Harus milih dong! Dia pikir kau dan Hiroto itu apa?”
“Entahlah… Aku tidak bisa berpikir jernih kalau dia sudah menyentuhku…”
“Dan, kalau sampai Hiroto tau, bisa kubayangkan apa yang terjadi. Hiroto itu tipe orang yang emosinal. Keliatan dari luar.”
“Iya aku tau, orang baru curiga aja udah nangis – nangis, gimana kalo ketauan Tora udah nyium aku?”
-cittt- Mobil Ruki tiba – tiba terhenti.
“WHAT???” Ruki berkata spontan.
“Hey~ Cuma standard kiss kug!!!”
“Yieks… First day jadi selingkuhan udah dicipok!!! Gimana 2nd day dan SETERUSNYA???”
“Well…. It’s not the first time he kiss me ne… Kita pernah deket dulu. Ingat? Lagian dia bukan tipe orang yang bernafsu tinggi! Kau tau ‘kan sampai hari ini Hiroto masih virgin.”
“Waaahhh!!! Itu malah lebih bahaya!!! Berarti dia nahan nafsu dong?”
“Kau pikir Tora itu orang macam apa, Rukiiiii!!!” Reita memberikan teriakan maut di telinga kanan Ruki.
“Wew~ Peaceeee~ Lagi nyetir nih!!”
***
“Tora-kun!!!” Hiroto memeluk pinggang Tora dari belakang dengan sangat ceria. Wajahnya terlihat berseri. Terpancar jelas dia sedang bahagia.
“Ohayou sweety. Kau mau makan apa?” Tora memutar badannya sehingga dia bisa memandang wajah Hiroto yang sedang memeluknya.
Hiroto masih menggunakan piama Tora. Piama warna merah yang kebesaran. Semalam dia menginap di apartemen Tora karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke apartemennya sendiri.
“Aku tidak mau makan… Aku masih pusing… Aku pengen peluk Tora.”
Tora hanya tersenyum mendengar perkataan Hiroto. Karena hal inilah dia begitu menyayangi Hiroto. Dia tau dia tidak akan bisa menyakiti perasaan Hiroto.
“Bagaimana perasaanmu hari ini?”
“Aku senang. Karena Tora ada di dekatku saat aku bangun tidur. Tadi malam kau juga ‘kan yang mengganti bajuku?”
“Iya aku menggantinya. Maaf ya Hiroto, habis sakenya tumpah kemana – kemana, kasihan kamu kalau kamu kubiarkan tidur dengan baju basah.”
“Tidak apa – apa kok~ “
“Lain kali jangan minum banyak – banyak… Kau tau ‘kan kau ini tak kuat minum.”
“Iyaa~ Tora-kun.” Hiroto mempererat pelukannya.
“Hey~ Kau kenapa sih?”
“Aku sayang Tora-kun. Aku tidak mau kehilangan Tora….”
Hati Tora mencelos... ‘Hiroto…’
“I love you too Honey…” Tora mencium kening Hiroto lama, sekarang lebih tidak mungkin baginya untuk menyakiti Hiroto lebih dalam lagi.
“Kau selalu mencium keningku.”
“Kau tidak suka?”
“Aku suka, tapi…. “
“Ada apa?”
“Sejak kita jadian belum pernah sekalipun kamu…” Hiroto ragu, ‘ OMG Tora… masa’ kamu ngga’ ngerti sih?’
“Hmm??”
“Dasar kau ini!!” Hiroto pun menarik T-shirt Tora, sehingga Tora bisa sejajar dengannya, dengan cepat dia mencium bibir Tora.
“Umm!! Apaan sih Pon!!” Tora mendorong mundur tubuh mungil Hiroto. Hiroto yang kaget, terpental hingga Ia kehilangan keseimbangan dan jatuh di lantai.
“Auww~” Hiroto merintih kesakitan. “ Kenapa kamu mendorongku? Aku ini PACARMU TORA!!! Wajarkan kalau aku ingin menciummu?? Memangnya ada yang salah? Auww~ Pantat dan tanganku sakit !!!”
“Ma..maaf Pon, kau tidak apa – apa? Aku tadi kaget tiba – tiba kau menarikku seperti itu.” Tora mendekati Hiroto dan mengulurkan tangannya untuk membantu Hiroto berdiri.
Hiroto menepis tangan Tora.
“Aku nggak ngerti sama reaksi kamu.” Lalu dia berdiri dan berjalan cepat menuju kamar Tora dan menguncinya dari dalam.
“Hiroto… Hunny jangan marah dong…” Tora berbicara di depan pintu kamarnya.
Hiroto hanya diam. Di dalam dia mengganti piama Tora dengan bajunya sendiri. Walau baju itu masih basah dan belum dicuci.
‘Salahku dimana? Sampai seeenaknya dia mendorongku seperti itu! Memangnya dia mau aku perkosa? Please deh!! Aku cuma ingin menciumnya!! Itu juga bukan French kiss!! Memangnya dia seumur hidup belum pernah kissing?’
Dari luar masih terdengar suara Tora membujuk Hiroto.
“Pon…”
“Minggir!!! Pintunya mau aku buka!! Kau mau pintu ini membuat memar di dahimu yang lebar itu??” Hiroto berteriak pada Tora.
Tora pun menyingkir dari pintu kamar. Lalu sesaat kemudian Hiroto sudah keluar.
“Aku mau pulang. Jangan cegah aku! “
“Kamu mau naik taksi dengan baju seperti itu?”
“SUKA – SUKA AKU!!!” Sekali lagi Hiroto berteriak pada Tora lalu berpaling dari hadapan Tora dan berjalan lurus kearah pintu keluar.
“Hiroto tunggu..” Tora meraih pergelangan tangan Hiroto dan menariknya, lalu dia mendekap tubuh mungil Hiroto seerat mungkin.
“Uhgg!! Kau mau membunuhku?” Nada suara Hiroto menunjukkan bahwa usaha Tora tidak menunjukkan hasil, Tora pun melepas pelukannya secara perlahan.
“Paling tidak, gantilah bajumu, kau ‘kan punya beberapa potong baju di lemariku. Kau lupa ya? Dengan bajumu itu, tidak akan ada orang yang mau mendekatimu kecuali aku.”
“Tidak mau.” Hiroto masih mengerutkan alisnya. Dia benar – benar marah pada Tora.
“Ayolah… Apa perlu aku yang menggantinya?”
“Tidak lucu. Aku mau pulang.”
“Aku antar ya?”
“Bisa naik taksi.” Hiroto masih tetap pada pendiriannya untuk mengacuhkan Tora. Hingga tiba – tiba Tora menciumnya. Tidak lama tapi cukup untuk membuat Hiroto tersentak.
“ Still mad at me?” Tora gives Hiroto his favorite grin.
“Curang!! Kau curang!!”
“Come on… Sekarang mandilah dulu, lalu makan, baru aku antar pulang. Karena jujur, kau bau sake….”
“Aku tidak bau!!!” Hiroto masih menunjukkan ekspresi kesalnya dan dia berjalan menjauh dari Tora, namun dia tidak lagi melangkahkan kakinya menuju pintu keluar melainkan ke kamar mandi. Seperti apa yang dikatakan Tora.
***
Inside Tora’s car.
Tora merilekskan pegangan setirnya. Sekarang dia hanya sendiri. Hiroto telah diantarnya pulang beberapa menit yang lalu. Di dalam mobil, dia masih kejadian tadi.
‘Kenapa aku menghindar? Kenapa aku mendorongnya? Tubuhku menolak Pon? Padahal ‘kan merupakan suatu kemajuan Pon sudah mau memulai duluan… Ada apa sih denganku? Damn!!’
***

tsuzuku...

0 komentar: