BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Watashi wa~

Foto saya
sendai, neverland, Japan
Hmm... I'm a girl....I love bishounen for sure... and japanese thing... lil bit pervert... yahh... Thatz me... add my fb or twitter if you want to know me better

lyric lyric xD

Jumat, 17 Juli 2009

Fanfic The gazette – Alice Nine, Let Me Shine On You part 5

Tittle : Let Me Shine On You
Genre : Sweet-romantic
Warning : +16 (almost NC 17, I’m NOT sure), yaoi, Lonely and broken-heart Author, Basic at true character and story *with a LOT of change ^ ^*.
Pair : Ruki x Reita (one side), Tora x Reita (blur), Tora x Hiroto (lovers)
Mood : keLas bru gag SERUUUU XP
A/N : Kita seharusnya memilih, walau hati kita tidak mungkin dapat memilih...


Jam 11.00 PM
“Sayang, kau sudah mabuk.. Ayo kita pulang.” Kata Tora pada Hiroto yang sekarang sedang menegak sake.
“Ti…hik…dak Toraaaaa~ Aku ba..hik…ik..ba..ik..saja koookkk~”
“Benar – benar deh… Kau memang tidak pernah kuat minum Pon.”
“Hehehehehehe” Sekarang Hiroto sudah tertawa sendiri seperti orang gila.
“ Heran… Perasaan aku minum lebih banyak dari Hiroto deh… Kenapa malah Hiroto yang sampai segitunya?” Kata Reita heran.
“Yaaaahh~ Siapa suruh menyuruh anak di bawah umur minum sake?” Jawab Ruki, sejak awal dia tidak minum (sekali dia minum..bisa – bisa dia diusir keluar dari café. Makanya dia tidak minum ^ ^a), jadi sekarang dialah orang yang paling waras diantara teman – temannya.
“Heeeeyyyy~ Pacarku udah gede tau!!! Dasar boncel!!!”
“Fiuuuh~” Ruki hanya menghela nafas mendengar perkataan Tora yang sudah mulai mabuk.
“Reita, ayo kita pulang… Sudah malam nih..”
“Hmmm… Baiklah… Aku rasa sekarang aku juga sudah mulai ‘terbang’”
“Tora. Aku dan Reita sudah mau pulang. Bill kami berdua aku taruh sini ya.” Kata Ruki. Dia dan Reita sudah beranjak dari kursinya saat Tora tiba –tiba berkata,
“Ahhh!!!Tunggu Reita!!!”
Reita memalingkan mukanya.
“Apa Tor?”
“Errrr…. Maaf….. Hari ini jadi seperti ini… Harusnya…”
“Please don’t mind it… Malah rame kita bisa bertemu berempat begini.” Reita memaksakan bibirnya untuk tersenyum saat dia mengatakannya.
Lalu sejenak Tora memandang Hiroto. Saat dia benar – benar yakin bahwa Hiroto mabuk berat, dia beranjak dari kursinya dan meraih tangan Reita.
“Ikut aku.” Kata Tora. Tangannya mencengkeram kuat pergelangan tangan Reita.
“Tapi Ruki..”
“Take your time.” Ruki berkata ringan. Dalam hati dia berkata ‘Harusnya aku tadi mabuk!!’

***
Di belakang café
“Tora!!! Lepaskan!!!” Kata Reita saat dia merasa pergelangan tangannya sangat sakit. Tora pun melepaskan cengkramannya dari tangan Reita.
“Ah… Maaf…”
“Well… Sekarang sudah tidak ada lagi orang yang akan mendengar kita, jadi cepat katakan apa yang kau mau katakan.” Reita berkata dengan tidak sabar.
Bukannya menjawab, Tora malah memeluk Reita. Lalu dia mencium leher Reita lama sekali. Mencoba mengingat bagaimana scent dari Reita.
“Ya Tuhan…. Aku tak menyangka aku akan merindukan pheromone-mu…”
Reita hanya diam saja dipeluk oleh Tora, dia tidak tau bagaimana harus bereaksi.
Setelah beberapa lama mememeluk Tora melepas pelukannya. Perlahan dia meletakkan kedua tangannya di pipi Reita, dan menatap Reita dengan tatapan lembut.
“Let’s see…. You are not change a lot… Still has that lip, that nose..”
“Don’t be silly… Aku ‘kan ngga’ operasi plastik!!”
“Dan kau masih tetap mood-breaker.Hahahaha” Tora sekarang melepaskan tangannya dari pipi Reita.
“Hey~ Jangan dilepas dulu…”
“What?? You want me to kiss you??”
“I’m NOT said like that!!! Hanya saja….”
Tora tersenyum lembut…Dengan penuh cinta dia mengusap rambut Reita.
“Begini lebih baik.” Reita memejamkan matanya. Menikmati setiap sentuhan tangan Tora yang selama ini dirindukannya. Untuk beberapa saat mereka berdua hanya terdiam, mencoba mengingat hangatnya cerita mereka dulu.
Hingga tiba – tiba Tora menarik nafas panjang dan memulai pembicaraan serius dengan Reita.
“Kenapa kau tiba-tiba datang? Kau tau aku tidak pernah tahan kalau kau ada.”
“Aku… aku….” Reita kehilangan semua kata- kata yang telah Ia rangkai selama berminggu – minggu.
“Well…. Sekarang kau ada disini… dan Pon ada disana….” Tora menunjuk café
Reita tercenung… Hatinya yang tadi terbang seakan dibanting jatuh hanya karena perkataan singkat Tora. Dengan mengorbankan seluruh perasaannya dia bertanya pada Tora.
“Apa kau mencintainya?” Tenggorokan Reita tercekat saat mengatakannya.
“Iya… Dia selalu membuatku ingin melindunginya..” Tora menundukkan wajahnya.
“Baiklah..” Bagi Reita semua sudah jelas. Sekaranglah saatnya dia meninggalkan Tora.
“Tapi, aku menyayangimu….” Wajah Tora memanas, seumur hidup belum pernah dia merasa semalu ini.
“Apa kau bilang?? Jadi maksudmu kau mencintainya dan juga menyayangiku? Kau pikir aku ini apa Tora??” Reita marah besar. Dadanya terbakar karena dia merasa dipermainkan.
“Kau adalah heroine-ku…” Tora berkata sesuai dengan kata hatinya “Setelah kita berpisah aku sering tidak bisa tidur karena memikirkanmu, saat bersama Pon kadang kau muncul di kepalaku… kau tidak tau bagaimana menderitanya aku saat kau pergi.”
Mulut Reita terkunci mendengar pengakuan Tora. Dia hanya bisa mematung. Reita tidak pernah menyangka ternyata Tora memiliki perasaaan yang begitu dalam kepadanya.
Sekali lagi Tora memeluk Reita, namun kali ini dia tidak menciumi Reita.
“Maaf… Aku tidak bisa memilih… Tapi bisakah kita bersama lagi?” Bisik Tora pelan di telinga Reita dan Reita hanya mengangguk pelan.
“Sungguh Reita… Aku benar – benar mencintaimu..” Tora melepaskan pelukkannya dan dia mencium hangat bibir Reita.
***
PS : Gyahahahaha!!!Nie fanfic rate na apa yawh?? Ada usul???

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kasian mpon!! >.<